Thursday, September 29, 2016

estetika penting dalam pemasaran

Ada tiga alasan penting mengapa estetika penting dalam pemasaran menurut
Iwan Wirya (1999), yaitu:
1) Estetika dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh
psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada
kemasan.
2) Estetika dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut
Bernd Schmitt, seorang brand strategist,
“When your company or product provides specific experience that customers can
see, hear, touch and feel, you are adding value and you price that value.”
3) Estetika dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of
differentiation) di tengah persaingan merek yang semakin ketat.

. Pengembangan Desain

. Pengembangan Desain
Proses pengembangan konsep desain mencakup penggunaan gambar retro
etnik untuk membangkitkan memori agrikultur. Pada fase ini adalah penting untuk
mengorganisir semua elemen desain dan menyususn secara tepat dalam file digital.
a. Komprehensif
Merupakan pengaplikasian desain dalam bentuk tiga dimensi atau prototipe yang
merepresentasi realistik cetakan akhir desain kemasan bagi desainer dan tenaga
pemasaran. Imitasi ini merupakan simulasi skala penuh suatu desain kemasan.
b. Riset Ulang
Dilakukan untuk mengobservasi kekuatan dan kelemahan dalam kompetisi.
Mengeksplorasi inspirasi baru dan pendekatan baru untuk konsep desain. Mempelajari
respon konsumen terhadap produk.
D. Elemen Pokok dalam Desain Kemasan
1. Teori Warna
Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain
kemasan. Dengan menggunakan warna maka seseorang dapat menciptakan
mood, menarik perhatian atau membuat pernyataan. Ketika warna digunakan
dengan baik dan efektif, maka warna dapat menjadi elemen desain yang paling
kuat. Warna sebuah kemasan seharusnya dapat membedakan sebuah produk
dengan kompetitor atau produk lain. Warna kemasan yang dipilih harus dapat
menyampaikan sebuah pesan dan sesuai dengan target sehingga dapat menarik
pembeli ( Klimchuk dan Krasovec,2007).
Kepemilikan warna oleh suatu merek tertentu dapat dicapai dengan
penggunaan warna-warna yang sama secara konsisten. Seiring dengan
berjalannya waktu maka warna tersebut akan menjadi ciri khas merek tersebut
sehingga dapat dikenali langsung oleh konsumen (Carver, 2007).
Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye
catching) dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik
konsumen. Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis
dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari disain
kemasan seperti asumsi yang diutarakan menurut Danger (1992) yang
menyatakan bahwa:
“Warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik
visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.”
Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan
pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Warna kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan
penciuman dengan penampilan visualnya sehingga menimbulkan minat pembeli.
2. Warna yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk diingat.
Dapat menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis atau produk
tersebu
3. Untuk penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi. Warna-warn
murni yang cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan dengan menggunaka
pelayanan dan penjualan ”door to door”, ukuran kisaran warna yang lebih lua
dapat digunakan. Seperti halnya warna cerah, warna-warna murni memiliki nila
emosional tertinggi dan harus digunakan pada penjualan secara swalayan
4. Warna dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status ekonomi, 
kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang akan membantu
dalam penentuan warna yang menarik untuk digunakan pada berbagai situasi
pemasaran.
5. Warna-warna kemasan tidak hanya harus menciptakan atau menimbulkan minat
dalam penyaluran dalam jumlah besar, tapi juga harus disenangi di rumah
tangga.
6. Warna kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan. Bagian
kemasan yang perlu diperlihatkan lebih tajam dapat diberi warna yang dominan.
2. Teori Ilustrasi
Ilustrasi pada kemasan masih relevan untuk digunakan. Selain karena
keterbatasan teknik cetak pada material tertentu, ilustrasi mempunyai jenis-jenis
style yang sangat banyak. Hal-hal seperti mengkomunikasikan positioning suatu
merek, membedakan merek yang satu dengan yang lain, atau memproyeksikan
kepribadian suatu merek dapat dicapai dengan ilustrasi maupun dengan teknik
fotografi. Hasil-hasil ilustrasi pada kemasan telah menunjukan bahwa ilustrasi
dapat tampil modern, funky, natural, fashionable, humoris dan menangkap
perhatian (Carver, 2007)
3. Teori Tipografi 
Tipografi merupakan seni menyusun huruf menggunakan gabungan huruf
cetak, besar huruf, ketebalan garis, jarak huruf dan ruang huruf untuk
menghasilkan hasil seni aturan huruf dalam bentuk apapun. Kegunaan utama
tipografi ialah mengatur teks supaya mudah dibaca dan enak untuk dipandang.
Pemilihan typeface dalam pembuatan logo dan implentasi desain sangat penting.
Suatu jenis typeface dapat merefleksikan identitas, karakter atau sikap
tertentu. Tipografi yang tepat dapat meningkatkan dan memperjelas komunikasi
Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk
mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas.
( Klimchuk dan Krasovec,2007).
Tipografi juga memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan
brand positioning. Pemilihan typeface berguna ketika sebuah produk ingin tampak 
klasik atau kontemporer, fungsional dan jujur, atau buatan tangan daripada buatan
pabrik. Oleh sebab itu untuk produk yang ingin terlihat klasik dan mewah atau
berakar dari tradisi nasional dan sejarah, typeface serif yang luwes dan
ornamental dan sesuai dengan kepribadian merupakan pilihan yang tepat (Carver,
2007).
Tipografi dalam desain kemasan menurut Klimchuk dan Krasovec (2007)
haruslah:
1) dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya
2) dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar belakang
3) dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk
Kerangka pengambilan keputusan dalam tipografi untuk desain kemasan
yang juga menurut Klimchuk & Krasovec (2007):
1) Definisikan kepribadian tipografi: apa yang mengkomunikasikan bagaimana
konsumen menerjemahkan sebuah desain
2) Batasi tipe huruf: 3 tipe huruf adalah batas umum untuk semua panel display
utama dalam desain kemasan
3) Ciptakan hirarki tipografi: elemen-elemen tipografi diurutkan dari yang paling
penting dan dengan penggunaan prinsip-prinsip desain seperti pengaturan
posisi, urutan, keterkaitan, skala, bobot, kontras, dan warna, hirarki tipografi
dikembangkan untuk memenuhi tujuan komunikasi visual
4) Definisikan posisi tipografi: peletakan fisik tipografi didalam area display utama
(lokasi masing-masing huruf, kata, teks dalam kaitan elemen desain)
5) Menentukan pengurutan huruf : pengurutan setiap kata pada desain kemasan
harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena kata yang ditempatkan di
tengah, rata kiri, rata kanan / rata kiri kanan mengkomunikasikan dengan cara
yang berbeda
6) Memvariasikan skala tipografi: skala mengacu pada pembesaran/ pengecilan
ukuran poin (suatu huruf/karakter)
7) Memilih kekontrasan : tipe huruf kontras merupakan salah satu sarana untuk
mengkomunikasikan kata atau baris teks yang mungkin sama pentingnya tetapi
sangat berbeda
8) Bereksperimen dengan huruf : eksperimen dengan tipe huruf, karakter, bentuk
huruf, ligatur, kerning, dan tata letak
9) Konsisten: pemakaian tipografi yang konsisten dapat membantu membangun
ekuitas merek karena konsumen mulai mengidentikan gaya tipografi dengan
merek
4. Teori Logo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logo huruf atau lambang yg
mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama
perusahaan.
Seiring dengan perkembangan dunia , peran logo menjadi amat penting
terutama dalam pembuatan strategi branding sebuah produk. Fungsi identitas
merupakan ukuran sebuah logotype, dengan hanya melihat logo seseorang akan
ingat, tertarik, lalu membeli. Dari fungsi ini, logo kemudian menjadi ukuran
sebuah citra, baik citra sebuah produk, perusahaan maupun organisasi. Pada
dasarnya, logo menyatakan kepemilikan. Peran desain ialah menunjukan logo
produk sehingga tampak oleh konsumen ketika mereka sedang memilih dan
mempertimbangkan produk yang ingin dibeli. Sebisa mungkin, desainer harus
dapat memposisikan logo pada posisi yang eye-catching. Hal ini bisa dicapai
misalnya dengan teknik embos atau peletakan logo di tempat-tempat menarik
yang tergantung pada bentuk kemasan. Efek dari peletakan logo yang benar
dapat berpengaruh pada alam bawah sadar konsumen.Ketika konsumen
membeli produk maka mereka juga membeli merek. Keputusan mereka
dipengaruhi atas dasar persepsi mereka akan merek tersebut dan apa yang
dijanjikan. (Carver, 2007)
5. Teori Layout
Layout adalah penataletakkan atau pengorganisasian dari beberapa
unsur desain agarteratur dan tercipta hirarki yang baik guna mendapatkan
dampak yang kuat dari yang melihatnya. Namun, definisi layout dalam
perkembangannya sudah sangat luas dan melebur dengan definisi desain.
Sehingga banyak yang mengatakan bahwa layout itu sama seperti kita
mendesain (Wirya,1999).
Prinsip-prinsip sebuah Layout:
- Balance (Seimbang)
o Keseimbangan membantu menentukan ukuran dan peraturan setiap bagian
dalam sebuah layout, layout yang tidak seimbang akan membuat pembaca
kesulitan dalam membaca apa yang dibacanya.
- Rhythm (Irama)
o IIrama merupakan bentuk yang dihasilkan dengan mengulang elemen secara
bervariasi. Pengulangan secara konsisten dan bervariasi adalah kata kunci
utamanya, keduanya saling melengkapi karena tanpa adanya variasi,
pengulangan akan tampak sangat membosankan.
- Emphasis (Titik Berat)
o Dalam upaya menarik perhatian pembaca, setiap pesan pada layout harus
memiliki dara tarik yang tinggi. Jika tidak, pembaca akan cepat berpaling.
- Unity (Kesatuan)
o Keseluruhan elemen pada sebuah layout harus saling memiliki satu dengan
yang lainnya. Hal ini membantu menentukan banyaknya elemen yang akan
digunakan atau bagaimana penggunaannya dan hal ini akan membantu
terciptanya keselarasan pada sebuah layout.
Apapun struktur desain kemasan terdapat area yang dikhususkan untuk
menempatkan identitas merek dan elemen-elemen komunikasi utama. Area ini
disebut Panel Display Utama (Primary Display Panel PDP) yang terdapat di
bagian depan kemasan. (Klimchuck dan Krasovec, 2007)
PDP yang didesain dengan baik yaitu (Klimchuck dan Krasovec, 2007)
- Mengkomunikasikan strategi pemasaran secara kreatif
- Mengilustrasikan informasi produk dengan jelas
- Menekankan informasi dengan hirarki dan tidak berserakan serta mudah dibaca
- Menyarankan fungsi, penggunaan dan tujuan

Proses Desain Kemasan

Proses Desain Kemasan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi sebuah desain kemasan dapat
menarik perhatian konsumen. Ada berbagai konsep yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan prinsip dasar desain. Berikut adalah proses desain kemasan
( Klimchuk dan Krasovec,2007):
1. Riset dan Analisis
Tahap riset dan analisis bertujuan untuk memahami keinginan target pasar,
agar produk dapat mudah diterima oleh masyarakat global. Tahap ini biasanya
dilakukan dengan cara menganalisis kategori, suatu survei untuk memahami
kekuatan, kelemahan dan keseluruhan afektivitas kompetisi. Kemudian analisis
produk, dengan memahami jenis material kemasan yang digunakan.
2. Desain Awal
Fase desain awal dimulai dengan sebuah strategi atau rencana yang
menyediakan kerangka untuk mencapai tujuan penyelesaian visual. Hingga
menemukan ide yang kemudian disusun konsep dan strategi. Konsep dan
Strategi saling tergantung satu sama lain. Sebuah konsep adalah ide utama
suatu desain untuk mengkomunikasikan suatu desain secara visual.
a) Pengembangan Logo
Pengembangan logo untuk identitas merek mulai dengan eksplorasi
tipografi dan elemen dengan gaya yang berbeda dilakukan agar mampu
mengesankan kepribadian merek. Kemudian erancangan tata letak Panel
Display Utama (PDP) desain kemasan merupakan pertimbangan setelah
mendapatkan konsep solid pengembangan logo.
b) Tata Letak Awal
Tata letak awal dibuat berdasarkan kajian ulang terhadap sketsa singkat
atau sketsa kasar yang dianggap paling mempunyai kemungkinan untuk
sukses. Fase desain tahap ini harus mendekati gambaran asli semua elemen-
elemen yang diperlukan dalam desain kemasan akhir tanpa detail.
c) Hirarki Visual
Bagaimana membaca desain kemasan harus dipertimbangakan dalam
fase ini. Posisi nama merek relatif terhadap nama produsen dan penempata
teks rasa, ragam dan manfaat produk, semua menjadi elemen komunikasi
yang penting dalam desain kemasan. Perbedaan desain antar banyak produk
dalam satu ini memerlukan pertimbangan yang hati hati

Daya tarik desain

Daya tarik praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan
penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya
yang perlu dipertimbangkan antara lain :
- Dapat Melindungi produk
- Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan
- Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman
- Mudah dibawa, jinjing, atau dipegan

Desain Kemasan

Desain Kemasan
Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur,
material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk
agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus,
melindungi, mengirim, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya
desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan
kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik (Klimchuk dan Krasovec,
2007)
Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang
mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan
dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran
yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang desainer
komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain dituntut untuk
dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk
memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam pertarungan untuk
menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak hanya
mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap setia
menggunakan produknya (Swann, 1997).
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah
kemasan tersebut harus simple (sederhana) , fungsional dan menciptakan respons
emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan
harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain
kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang
dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 %
adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah,
unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf
dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam
proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication).
Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik.
Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual
(estetika) dan daya tarik praktis (Cenadi 1998) :
a. Daya tarik visual (estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup
unsur-unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut
dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik
visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor
emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain
yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons
positif tanpa disadariny