Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur,
material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk
agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus,
melindungi, mengirim, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya
desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan
kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik (Klimchuk dan Krasovec,
2007)
Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang
mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan
dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran
yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang desainer
komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain dituntut untuk
dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk
memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam pertarungan untuk
menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak hanya
mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap setia
menggunakan produknya (Swann, 1997).
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah
kemasan tersebut harus simple (sederhana) , fungsional dan menciptakan respons
emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan
harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain
kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang
dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 %
adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah,
unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf
dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam
proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication).
Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik.
Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual
(estetika) dan daya tarik praktis (Cenadi 1998) :
a. Daya tarik visual (estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup
unsur-unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut
dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik
visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor
emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain
yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons
positif tanpa disadariny
No comments:
Post a Comment